IDAHUTAMI

***************************************************************************************************

<<< PROGRAM SOSIAL>>> DONATUR <<< PENYALURAN BANTUAN >>>

***************************************************************************************************

KATA SAMBUTAN PEMBENTUKAN IDAHUTAMI

Saudara-saudaraku Hutauruk dimanapun berada, saya sebagai Ketua Umum IDAHUTAMI yang dipercayakan oleh para pendiri, ingin menyampaikan makna yang terkandung di dalam IDAHUTAMI sebagai sebuah Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang diperuntukkan khususnya secara sosial untuk Hutauruk atau kaitan kekerabatannya dengan Hutauruk.

IDAHUTAMI adalah sebuah institusi dana sosial yang dihimpun dari warga Hutauruk dimanapun berada dengan harapan akan kemudian dapat dikembalikan kepada setiap warga Hutauruk yang memang memerlukan bantuan dimanapun berada.

IDAHUTAMI pada saatnya akan menjadi Dana Abadi yang tidak dibatasi oleh waktu melainkan akan diwariskan kepada generasi selanjutnya selama warga Hutauruk masih ada dan masih membutuhkannya.

IDAHUTAMI memanfaatkan penghimpunan dana secara kolektif maupun perorangan hanya diutamakan dari warga Hutauruk dimanapun berada, walaupun tidak akan terlepas dari adanya dukungan dari warga Non-Hutauruk baik dalam bentuk kolektif maupun perorangan.

Sebagai langkah awalnya, IDAHUTAMI dalam menjalankan penghimpunan dana belum berencana untuk melakukan promosi kepada donatur secara intensif, melainkan hanya berupa himbauan perlahan-lahan dan secara lambatlaun untuk lebih dikenal, lalu dipercaya, lalu akan ikut berpartisipasi seiklas yang mau dilakukannya, karena tidak ada yang mendesak dan perlu didesak program-programnya.

IDAHUTAMI sementara hanya dipublikasi melalui situs ini disamping dari mulut-kemulut dengan harapan agar setiap warga Hutauruk dimanapun berada dapat mengambil waktu yang cukup sepanjang hidupnya untuk memahami apakah akan ikut berpartisipasi ataupun masih menunda partisipasinya ataupun tidak bersedia berpartisipasi selamanya.

IDAHUTAMI bertekat dengan kesiapan mental dan hatinurani untuk menjalankan programnya atas prinsip “Dari Hutauruk Untuk Hutauruk” dalam suasana hubungan sosial yang akrab, saling mengenal, saling memberi, saling membutuhkan, dan saling berjuang untuk mengangkat harkat hidup warga Hutauruk dalam kehidupan berkeluarga, bersosial dengan sanak saudara, bersosial dengan sesama Hutauruk, bersosial dengan sesama manusia, bersikap saling ketergantungan dengan lingkungan, dan saling ketergantungan dengan alam.

Hutauruk adalah satu komponen kecil dari Bangsa Batak yang memiliki sejarahnya sendiri. Dinasti Hutauruk sudah sama tuanya dengan komponen Bangsa Batak dari marga-marga lainnya damana sudah dan tetap bertekat memegang identitas Batak sebagai bangsanya dan Hutauruk menjadi marga yang memiliki dinasti turun-temurun sampai selama-lamanya.

Hutauruk merupakan dinasti turun temurun yang sudah menunjukkan keberadaannya di Tanah Batak diantara dinasti-dinasti marga lainnya, jauh sebelum bangsa asing mengenal Bangsa Batak, jauh sebelum budaya bangsa asing mempengaruhinya, jauh sebelum faham agama memasukinya, jauh sebelum modernisasi menyentuh geliat kehidupannya, dan memang masih ada memegang nilai luhur kebaikan leluhur melampaui ajaran kebaikan manapun yang pernah menyentuh kehidupannya.

Seiring dengan perjalanan waktu maka Hutauruk saat ini masih melekat sebagai identitas pribadi dengan berbagai macam pemahaman tentang membawakan marga Hutauruk sebagai bagian dari identitasnya. Mungkin ada juga pribadi yang dengan rela membuang Hutauruk sebagai bagian dari identitas dirinya karena berbagai faktor yang lebih mempengaruhinya sehingga Hutauruk tidak lagi dipentingkan karena memang tidak lagi menguntungkan bagi dirinya.

Ada juga pribadi yang menganggap bahwa Hutauruk masih dipentingkan sebagai identitas dirinya karena baginya Hutauruk adalah warisan turun temurun yang tidak rela untuk terhapus agar tetap ada pada dirinya tetapi Hutauruk hanyalah dianggapnya tidak berkaitan dengan orang lain yang juga memakai Hutauruk sebagai identitas pribadinya.

Ada juga pribadi yang menganggap Hutauruk adalah identitas utama bagi dirinya dan lebih besar dari identitas lainnya yang juga melekat pada dirinya, sehingga identitas yang melekat secara personifikasi disebutnya adalah milik saya, milik kamu, milik dia, milik mereka, dan konsekuensinya bahwa saya adalah kamu, adalah dia, adalah mereka, yang masih mementingkan Hutauruk sebagai identitas utama.

Dari tiga kelompok yang mewakili pribadi-pribadi di atas, maka pribadi anda ada dimana? anda Hutauruk sendirilah yang menentukan siapa anda.

Mungkin anda pernah melihat garis keturunan anda yang disebut Tarombo, lalu anda memulainya untuk pertama sekalinya melihat Donda Ujung sebagai oknum yang membentuk Dinasti Hutauruk, lalu anda mengurutnya dari atas kebawah dan andapun menyebut “Ouw… saya rupanya dari ompu si anu… atau kami rupanya dari ompu si anu…”, lalu anda mengatakan saudara disamping anda dengan mengatakan “Ouw… dia rupanya dari ompu si anu… atau kamu rupanya dari ompu si anu… atau mereka rupanya dari ompu si anu…”.

Sekilas kedengaran dan kelihatannya bahwa setiap pribadi yang menyemat Hutauruk sebagai identitasnya seolah perduli dengan pelestarian garis keturunan terpelihara olehnya, namun kenyataannya bahwa dia sudah mencekoki dirinya untuk memandang adanya perbedaan yang mengutama diantara keturunan Dinasti Hutauruk. Apakah kita tidak memulainya dengan menelusuri garis keturunan Hutauruk dimulai dari diri sendiri?, lalu menelusurinya ke atas generasinya, dan akhirnya mengkerucut dan tiba di pangkal Dinasti Hutauruk yang ternyata menyatu keseluruhannya dengan identitas bermerek Hutauruk tanpa melihat lagi saya Hutauruk-A, kamu Hutauruk-B, dia Hutauruk-C, mereka Hutauruk-D, dan menjadilah Hutauruk sebagai sebuah dinasti yang disebut Dinasti Hutauruk. 

Kalau sudah ada pandangan bahwa saya, kamu, dia, mereka adalah satu dalam Hutauruk barulah kita boleh melihat bahwa ada Hutauruk di Bonapasogit sebagai sumber asal Dinasti Hutauruk, bahwa ada Hutauruk di Pangarantoan sebagai penyebar kemuliaan Dinasti Hutauruk di dunia luar.

Lalu kitapun akan melihat bahwa ada Hutauruk di Lumban Soit, bahwa ada Hutauruk di Lumban Sundul, bahwa ada Hutauruk di Lumban Baringin, bahwa ada Hutauruk di Lumban Rihit, bahwa ada parsadaan Hutauruk di Pangarantoan dalam bentuk punguan.

Lalu kitapun akan melihat bahwa ada Hutauruk membuka perkampungannya di Toba, ada Hutauruk membuka perkampungannya di Humbang, ada Hutauruk membuka perkampungannya di Simalungun, ada hutauruk membuka perkampungannya di Dairi, ada Hutauruk membuka perkampungannya di Barus, lalu ada Hutauruk berserak di berbagai daerah dan kota di segala penjuru mata angin.

Lalu kita akan melihat bahwa ada Hutauruk yang kehidupannya dibawah garis kemiskinan, lalu ada Hutauruk yang miskin, lalu ada hutauruk yang sudah mampu mandiri, lalu ada Hutauruk yang sudah kaya swasembada.

Lalu kita akan melihat bahwa ada Hutauruk yang tidak mampu bersekolah, lalu ada Hutauruk yang putus sekolah, lalu ada Hutauruk yang sedang bersekolah, lalu ada Hutauruk yang sudah berpendidikan tinggi.

Lalu kita akan melihat bahwa ada Hutauruk yang tidak mau bekerja, ada Hutauruk yang tidak memiliki pekerjaan, ada Hutauruk yang bekerja serabutan, ada Hutauruk yang pegawai rendahan, ada Hutauruk sebagai pedagang kecil-kecilan, ada Hutauruk sebagai pengusaha, ada Hutauruk sebagai Pejabat, ada Hutauruk yang sudah pensiun dari bekerja.

Lalu kita akan melihat bahwa ada Hutauruk yang tidak memiliki rumah, ada Hutauruk yang tidak memiliki WC dirumahnya, ada Hutauruk yang tidak memiliki perabotan rumah, ada Hutauruk yang tidak memiliki fasilitas pendukung di rumahnya, ada Hutauruk yang tidak memiliki pendukung pekerjaannya, ada Hutauruk yang lengkap dengan segala fasilitasnya, ada hutauruk yang memiliki fasilitas berlebihan.

Lalu kita akan melihat bahwa ada Hutauruk yang masih baru lahir, ada Hutauruk yang masih anak-anak, ada Hutauruk yang sudah remaja, ada Hutauruk yang sudah menjadi pemuda, ada Hutauruk yang sudah dewasa, ada Hutauruk yang sudah tua, ada Hutauruk yang sudah menjadi kakek.

Lalu kita akan melihat bahwa ada Hutauruk yang baru berkeluarga, ada Hutauruk yang tidak mendapat keturunan, ada hutauruk yang baru mendapatkan anak,  ada Hutauruk yang hanya memiliki boru saja, ada Hutauruk yang hanya memiliki anak saja, ada Hutauruk yang memiliki banyak anak, ada Hutauruk yang sudah mengawinkan anaknya, ada Hutauruk yang sudah mengawinkan borunya, ada Hutauruk yang sudah mengawinkan anak dan borunya, ada Hutauruk yang sudah mengawinkan seluruh anak-anaknya.

Lalu kita akan melihat bahwa ada Hutauruk yang sehat walafiat, ada Hutauruk yang sedang menderita sakit, ada Hutauruk yang mengalami sakit parah, ada hutauruk yang sedang sekarat, ada Hutauruk yang saat ini sedang mati, ada Hutauruk yang mati muda, ada hutauruk yang mati ‘makkar’, ada Hutauruk yang ‘Sarimatua’, ada Hutauruk yang ‘Saurmatua’, ada Hutauruk yang ‘Saur matua mauli bulung’.

Lalu kita akan melihat bahwa ada Hutauruk yang tidak lagi memakai identitas marganya Hutauruk, ada Hutauruk yang memakai marganya Hutauruk tetapi tidak tau menau siapa dirinya, ada Hutauruk yang tidak perduli dengan marganya Hutauruk, ada Hutauruk yang tidak menjaga martabat marganya Hutauruk, ada Hutauruk yang merasa hanya dirinya yang pantas memiliki Hutauruk, ada Hutauruk yang mencintai, menghargai, perduli dengan Hutauruk sebagai marganya.

Kita akan melihat bahwa ada Hutauruk yang membentuk kelompok karena ada kerinduan untuk bertemu yang saling kenal mengenal, ada Hutauruk yang membentuk kelompok karena orang dari marga lainpun membentuk kelompok, ada Hutauruk yang membentuk kelompok untuk bertemu bersenang-senang walaupun diantara mereka ada yang sedang tidak senang, ada Hutauruk membentuk kelompok untuk ‘tolong menolong’ walaupun selalu minta tolong dan sungkan untuk menolong, ada Hutauruk yang membentuk kelompok untuk melestarikan adat istiadat leluhur tanpa menyentuh kesulitan kehidupan warganya, ada Hutauruk yang membentuk kelompok untuk menunjukkan kehebatannya pribadi-pribadi saja.

Lalu kita melihat bahwa ada Hutauruk yang merasa hidupnya susah, ada Hutauruk yang merasa hidupnya menderita, ada Hutauruk yang merasa hidupnya dirundung malang, ada Hutauruk yang merasa hidupnya senang, ada Hutauruk yang merasa hidupnya bahagia, ada Hutauruk yang merasa hidupnya diberkati.

Demikian banyak ragam kehidupan yang dialami Hutauruk, demikian banyak pula yang ingin dicapai oleh Hutauruk. Ibarat mencampur dua warna hitam dan putih tentu akan menghasilkan warna kelabu. Warna kelabu juga mempunyai banyak variasi dari yang sangat kelabu condong ke hitam sampai ke warna kelabu yang condong ke putih. Apabila Hutauruk menginginkan warna putih sementara masih banyak yang memiliki warna hitam tentu Hutauruk harus memperkecil adanya warna hitam dan bila memungkinkan untuk menghilangkannya, dan Hutauruk harus memperbanyak warna putih, sehingga apabila memang harus tercampur maka akan muncul warna kelabu yang condong putih, dan kalau boleh putih lah semuanya sebagaimana yang diinginkan oleh Hutauruk.

Hutauruk tentunya bukan berupa benda mati, melainkan mahluk hidup yang ingin bertumbuh, berkembang, berbunga, dan harum semerbak. Wujud dari kehidupan Hutauruk bermula dari eksistensi diri, kemudian berkelompok, kemudian membentuk punguan. Sebagai contoh; bahwa punguan Hutauruk & Boru Sejabodetabek yang terbentuk sejak tahun 1962, tentu punguan ini dapat menjadi  sebuah contoh yang representatif menggambarkan ragam kehidupan Hutauruk yang digambarkan sebelumnya, baik dari usia pengorganisasiannya, maupun dari perkembangan jumlah anggotanya. Pengorganisasian yang sudah berlangsung selama 45 tahun, tentu punguan ini sudah bertumbuh dan ditandai dengan jumlah anggota sebanyak sekitar 1.400 KK, dari hanya beberapa KK saja sejak awal pembentukannya. Setelah kita yakin bahwa punguan ini sudah bertumbuh sedemikian pesat, lalu kita mulai melihat kadar berkembangnya, kadar berbuahnya dan kadar harum semerbaknya.

Demikian pula bentuk-bentuk punguan yang sudah dibentuk oleh Hutauruk diberbagai daerah lainnya dengan berbagai ragam variasi-variasi bertumbuhnya, berkembangnya, berbunganya, dan harum semerbaknya. Demikian pulalah IDAHUTAMI memandang kehidupan Hutauruk berdasarkan ragam kehidupan yang digambarkan pada uraian di atas.

Lalu IDAHUTAMI pun ada dan terbentuk bukan berdasarkan punguan dan bukan dibawah punguan, melainkan berdiri sendiri untuk mencoba berjuang, memperjuangkan sesuatu yang mungkin belum dimiliki oleh Hutauruk untuk Hutauruk baik secara pribadi, kelompok, huta, punguan, dimanapun berada yang tidak dibatasi oleh sekat-sekat punguan manapun, atau sekat-sekat parompuan manapun.

Kepada semua Hutauruk dimanapun berada baik pribadi-pribadi atau kelompok atau punguan agar mau memberikan kerelaan bahwa IDAHUTAMI mengambil sedikit bagian dari Hutauruk tetapi diperuntukan sebanyak-banyaknya untuk Hutauruk. Walaupun Sambutan ini tidak terformat sebagaimana yang umum sering disampaikan oleh orang-orang, akan tetapi kami merasa bahwa yang disampaikan di atas sudah cukup memberikan gambaran niatan yang terkandung di dalam IDAHUTAMI. Semoga Hutauruk bertumbuh, berkembang, berbunga, dan harum semerbak mulai sekarang dan waktu yang tak terhingga ke depan. HORAS.

Ketua Umum IDAHUTAMI (September 2009)

SAIDI HUTAURUK,

####################################################

Susunan Pengurus IDAHUTAMI:

Ketua Umum: Saidi Hutauruk

Ketua Bidang:

  1. Saut Hutauruk
  2. J.B. Hutauruk
  3. Carlos Hutauruk

Sekretaris:

  1. Maridup Hutauruk
  2. Edward Hutauruk

Bendahara:

  1. St. R.T. Simatupang
  2. J. Sitorus
  3. C. br. Tambunan, Ny. S. Hutauruk

Penasihat:

  1. Jannus Hutauruk
  2. J. Kennedy Hutauruk

 

***************************************************************************************************

<<< PROGRAM SOSIAL>>> DONATUR<<< PENYALURAN BANTUAN >>>

***************************************************************************************************

Mulak tu bona

4 Responses

  1. MENIKAH :
    NIMROT DARTONO HUTAURUK & MARISKA br SIMANJUNTAK
    TANGGAL, 20 MARET 2010 DI GEDUNG GORGA MANGAMPU TUA 3 PONDOK TIMUR BEKASI

  2. SEJARAH SINGKAT KABUPATEN BANGGAI
    Ditulis oleh : Krabil Hutauruk. Tahun 1985
    Untuk syarat Kepala Sekolah SMA Luar Negeri
    A.n. R.F. PATANDUNG, BA ( KEPALA SMAN 1 LUWUK )

    Sudah di-posting di Maridup’ Blog, Klik disini>>> http://maridup.wordpress.com/2011/02/07/sejarah-singkat-kabupaten-banggai/

  3. SEJARAH SINGKAT KABUPATEN BANGGAI
    Ditulis oleh : Krabil Hutauruk. Tahun 1985
    Untuk syarat Kepala Sekolah SMA Luar Negeri
    A.n. R.F. PATANDUNG, BA ( KEPALA SMAN 1 LUWUK )

    Sudah di-posting di Maridup’ Blog, Klik disini>>> http://maridup.wordpress.com/2011/02/07/sejarah-singkat-kabupaten-banggai/

  4. TEKNIK MENULIS BERITA*
    Oleh KRABIL HUTAURUK ( PEMERHATI MEDIA CETAK )

    Silahkan baca di Artikel

Leave a comment